Salam Merdeka!
Para pemimpin kita
terdahulu mendirikan bangsa ini bukan dengan uang tapi dengan impian,
semangat perjuangan dan persatuan. Bayangkan, ratusan tahun penindasan
terhadap jutaan jiwa dan raga manusia berhasil mereka singkirkan dari
sebuah tanah luhur yang semenjak 67 tahun yang lalu dikenal dengan nama
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perjuangan yang penuh liku dan luka
mereka tempuh semata demi tercapainya mimpi kemerdekaan. Luka-luka batin
bagi mereka yang kehilangan nyawa kawan seperjuangan sampai lika-liku
perdebatan pendapat antar pemimpin perjuangan tak pernah kunjung henti.
Suatu ketika pada bulan
Juli 1931, Bung Hatta merumuskan perbedaan pendapatnya dengan Bung
Karno, yang pada hakekatnya bukan terletak pada tujuan perjuangan
(kemerdekaan) yang memang sudah sama, namun dalam metode-metode untuk
mencapai tujuan tersebut. Perbedaannya adalah mengenai, Bagaimana
meningkatkan kesadaran kemerdekaan bangsa; dengan agitasi massa melalui
rapat-rapat umum ataukah dengan menjalankan kegiatan yang bersifat
propaganda-pendidikan di kalangan sempit dari kaum inteligensia?
Bung Hatta berkata, “Tugas kita adalah
mendidik rakyat, dan bukan mengumpulkan massa rakyat, yang hanya bisa
ramai-ramai di rapat-rapat umum…” Konsepsiku adalah, agar supaya bisa
memberikan pendidikan kepada massa, yang jelas akan lebih berguna
ketimbang daya tariknya satu orang saja… Hatta menyerukan untuk
“membentuk ribuan Soekarno, dan bukan menepuk-tangani ia seorang.”
Kalaupun “kemerdekaan tidak akan
tercapai oleh generasi sekarang”, maka itu akan dicapai oleh generasi
mendatang, yang karenanya harus dididik, diajar, supaya mereka bisa
menghindari kesalajan-kesalahan para pendahulunya.”
Bung Karno menjawab, “Pendidikan rakyat,
seperti juga membentuk kader, adalah merupakan suatu proses yang
panjang. Itu seperti perjalanan hidup. Semuanya itu harus dijalankan
sesudah dicapainya kemerdekaan. Sedang agitasi itu sama sekali bukanlah
suatu omong-kosong. Ini adalah jalan terpendek ke arah mobilisasi massa.
Orang Belanda tidak takut kepada kata-kata, mereka takut hanya kepada
kekuatan yang nyata dari massa yang bersatu, dan tugas kita adalah
menggalang jutaan manusia untuk merebut kemerdekaan tanah air. Dan untuk
itu diperlukan pimpinan. Ia mempersatukan massa.”
“Sebab kita yakin, bahwa persatuanlah yang kelak kemudian hari membawa kita ke arah terkabulnya impian kita: Indonesia Merdeka”
0 komentar:
Posting Komentar